About Me

header ads

Bergabung Dalam SRC, Tersangka UKM Ungkap Kisah Inspiratif Untuk Warga

 TiketQQ News Indonesia, Daftar TiketQQ

TiketQQ News Indonesia - Sampoerna Retail Community(SRC) merupakan program pemberdayaan UKM oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Ada pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman itu tak hanya berasal dari pengalaman pribadi, tetapi juga orang lain. Pepatah ini pula yang mengilhami sejumlah pengusaha toko retail yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) di Medan, Sumatera Utara " Daftar TiketQQ " .

SRC merupakan program pemberdayaan UKM oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Saat ini, SRC Sumatera Utara telah memiliki lebih dari 15.000 anggota yang tergabung dalam beberapa paguyuban " Daftar TiketQQ ".

Sedangkan SRC di seluruh Indonesia kini beranggotakan lebih dari 105.000 toko kelontong di. Para pengusaha tersebut awalnya tak tertarik, hingga akhirnya jatuh cinta dan merasakan manfaat berjejaring dengan berbagi dan belajar dari pengalaman sesama pengusaha retail.

Salah satu kisah pengusaha toko retail yang tergabung dalam SRC datang dari pemilik toko "SRC Sinamo", Rosiani Sinamo. Ia mengaku merasa pucuk dicinta ulam tiba saat tawaran bergabung dengan SRC datang untuk kesekian kalinya.

Tawaran tersebut datang saat ia berada pada puncak kebosanan akan rutinitas harian yang dijalaninya, yakni bangun tidur, buka toko, tutup toko, dan tidur lagi. Itulah gambaran kesehariannya.

Rosiani mengisahkan, pada akhir 2016 tawaran bergabung ke dalam SRC datang untuk pertama kalinya. Kala itu, ia menolaknya karena tak tahu tentang komunitas ini.

"Tapi setelah saya diarahkan, dikasih contoh toko SRC yang berhasil, saya jatuh cinta dan ikut. Tadinya tokonya berantakan, banyak gantungan. Sekarang gantungan sudah diturunkan, sudah ditata rapi sesuai dengan jenis produknya," kata Rosiani saat berbagi cerita beberapa waktu lalu.

"Saya kira kayak perusahaan lain, dikontrak, dibayar, lepas tanggung jawab. Saya pikir kami tidak diedukasi. Setelah saya ikuti, ternyata diedukasi sehingga usaha saya terus berkembang," lanjutnya.

Ia pun mengikuti semua saran yang diberikan. Selain menata ulang penempatan barang, Rosiani juga merenovasi tokonya sehingga menjadi lebih baik. Beberapa pelatihan juga diikutinya, terutama soal manajemen toko. Dari pengalaman ini, ia melihat perkembangan anggota SRC lainnya dan mendapatkan inspirasi untuk melakukan hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa toko yang ingin bergabung di SRC harus memenuhi sejumlah syarat, salah satunya bersedia menata penempatan barang-barang dagangan dengan rapi tanpa ada yang digantung seperti yang sering ditemui di toko-toko kelontong.

Ketentuan ini semata-mata untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen, memudahkan pencarian barang, dan memudahkan pemilik toko dalam memantau persediaan atau stok barang.

"Setelah ikut SRC, pola pikir saya tidak stagnan. Tadinya hidup saya ini cuma bangun tidur, buka toko, jaga toko. Bosan banget. Sekarang, pola pikir saya jadi lebih maju, menjalankan toko dengan strategi dan inovasi. Harus berubah," kata Rosiani.

Menurutnya, perubahan tampilan dan manajemen toko pun berpengaruh pada pendapatan. Omzetnya pun meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam 3 tahun terakhir.

"Saya berharap SRC semakin maju, semakin dikenal. Untuk komunitasnya tetap bersatu dan terus saling berbagi," tegas Rosiani.

Semangat Berbagi Antara Anggota SRC

TiketQQ News Indonesia, Daftar TiketQQ

Pionir SRC Indonesia Viyanti Mala Br Ketaren alias Mami mengungkapkan ada semangat berbagi yang tinggi di antara anggota SRC. Toko Mami, "SRC Kantin Amik", merupakan toko pertama yang bergabung di SRC dan mendapatkan pendampingan penuh hingga kerap dijadikan percontohan.

Kesempatan bergabung dengan SRC pun membuatnya sering diajak untuk berbagi. Bagi Mami, kesempatan ini tak hanya dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman. Sebaliknya, ia juga banyak belajar dari upaya yang dilakukan anggota lainnya.

"Saudara jadi banyak. SRC sahabat saya semua. Ada grup SRC Indonesia. Di situ, kami berbagi pengalaman. (Ada yang) minta pendapat, saya ajari. Walau (usaha) saya kecil, saya enggak pernah seperti itu. Yang penting, apa yang saya tahu, saya bagi," kata Mami.

Biasanya, lanjut Mami, para anggota kerap berbagi tentang strategi berjualan, stok produk, pengembangan bisnis, dan lain-lain.

Manfaat berbagi ini pun ternyata dirasakan oleh anggota SRC Sumut pemilik "SRC Joshua" Ratnawaty Saragih. Ia bergabung dengan SRC pada tahun 2016. Dari pertemuan dengan anggota SRC lainnya, Ratnawaty mengaku mendapatkan inspirasi pengembangan toko.

"Kalau lihat yang sudah maju itu senang. Jadi terinspirasi, oh ya kenapa saya enggak bikin seperti itu di toko saya ya? Jadi terpacu untuk maju, gitu," katanya.

Apalagi melalui SRC, Ratnawaty mendapatkan kesempatan untuk melihat tren toko retail di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

"Saya jadi tahu, oh di Bandung begini, Jakarta begini. Banyak belajar, lah. Saya masih belajar dari yang sudah lebih dulu maju," ujar Ratnawaty.

Sementara itu, pemilik "SRC Bukit" Karmi Tarigan mengungkapkan, sejak bergabung dengan SRC pada 2008, ia kini semakin inovatif. Ide-ide pengembangan toko pun terus bermunculan.

"Ketika melihat toko lain, saya jadi ingin terus berinovasi. Misalnya, dulu enggak terpikir untuk memanfaatkan area toko untuk pedagang lain. Sekarang, saya jadi tahu bahwa kita bisa manfaatkan setiap senti toko kita," ujar Karmi.

Kini, di area tokonya ada outlet beberapa pedagang makanan ringan. Karmi menyewakannya kepada tenant sehingga bisa menambah pemasukan.

Saling Mendukung untuk Maju Bersama

Pengalaman yang sedikit berbeda dialami oleh pemilik toko "SRC Nico" Erika Sibagariang. Erika justru berinisiatif untuk bergabung dengan SRC karena terinspirasi ketika melihat toko lain yang bergabung dengan SRC mengalami kemajuan pesat. Ia pun ingin hal yang sama terjadi pada tokonya.

Saat ditanya alasannya ingin bergabung, Erika mengaku ingin banyak mendapatkan wawasan dan belajar menjalankan bisnis dengan baik.

"Tahun 2012 saya ikut gathering. Saya renovasi toko dari awalnya 4x5 meter saya perbesar jadi 6,5x10,5 meter. Saya memang serius ingin toko saya maju. Barang-barang saya racking semua. Setelah pembenahan ini, persepsi orang terhadap toko saya jadi berubah. Saya tingkatkan layanan, ada delivery service, dan lain-lain," papar Erika.

Menurutnya, pola belanja konsumen juga ikut berubah. Jika sebelumnya konsumen hanya berbelanja satu atau dua jenis barang, kini mereka berbelanja lebih banyak lantaran tokonya yang bagus. Dengan perkembangan usahanya, Erika pun bisa mempekerjakan 4 orang untuk membantunya mengelola toko.

Tak menjadi katak dalam tempurung, lanjutnya, istilah ini mewakili gambaran interaksi antarsesama anggota di SRC Sumatera Utara. Dengan wawasan yang terbuka, jangkauan menjadi lebih luas. Bahkan, tumbuh semangat untuk maju bersama.

Hal tersebut, menurutnya, merupakan manfaat lain yang dirasakan dari paguyuban ini. Sesama anggota juga saling mendukung jika ada toko lain yang tengah redup. Kerja sama antartoko juga kerap dilakukan, salah satunya terkait stok barang.

"Kalau ada toko A mau stok barang, harus beli sekian lusin, misalnya. Tapi untuk dia kebanyakan, nanti di-share di grup, ada yang mau juga enggak. Jadi belinya sama-sama, nanti dibagi. Enaknya seperti itu di paguyuban, saling mendukung. Semakin banyak belanja kan semakin murah, jadi menguntungkan juga," ujar Erika.

Selain itu, ungkapnya, mereka juga saling berbagi setelah mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan SRC karena tak semua anggota selalu bisa ikut. Misalnya, pelatihan mengenai pengelolaan toko secara digital. Anggota yang berkesempatan mengikutinya akan menyampaikan apa saja yang didapatkannya dari pelatihan itu.

"Kalau misalnya sudah ada yang pakai mesin kasir, ada yang belum tapi ingin, kami akan saling bantu, dukung kalau ada yang mau menerapkan juga. Intinya, mendukung untuk maju sama-sama," kata Erika.

Kisah yang hampir sama juga diungkapkan pemilik "SRC Fatih" Azwari Siregar. Ia mengatakan melalui paguyuban yang ada di SRC Sumut, banyak kegiatan yang telah diadakan untuk kemajuan anggota. Biasanya, terkait pengembangan bisnis dan mengundang pemateri dari pihak Sampoerna.Dari paguyuban, beberapa anggota juga ada yang akhirnya bekerja sama merintis bisnis lainnya.

"Istilahnya, setelah ketemu di SRC, kami jadi lebih berkembang, berpikir bekerja sama untuk mengembangkan bisnis ini dan itu. Bekerja sama, sudah kami lakukan," katanya.

Pertemuan para anggota biasanya berlangsung saat ada pelatihan atau acara yang diselenggarakan paguyuban, yang bisa diadakan sewaktu-waktu atau tidak terjadwal.

Hubungan antaranggota juga tak sekadar urusan bisnis, tetapi juga sosial. Jika ada yang tengah tertimpa musibah, mereka saling bahu-membahu untuk memberikan bantuan.

Ke depannya, baik Azwari maupun para anggota SRC lainnya berharap bisnisnya dapat terus berkembang bersama komunitas ini.

"Saya berkeinginan terus mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari SRC yang bisa membuat usaha saya semakin maju. Soal hasil pasti bertahap dirasakan," pungkas Azwari.

Baca Juga : Pemasangan Kamera Tersembunyi Di Area Syuting Bond 25 Berhasil Dibekuk Polisi

Posting Komentar

0 Komentar